“Sudah Ku Hafal” mengangkat tema kekerasan pada anak. Sebuah raungan tak terima atas ketidakadilan sekaligus eksplosi amarah, trek ini menghadirkan ulang sebuah tema yang berani, mendalam, dan tak lekang waktu ke dalam skena musik independen di Indonesia. Mengambil inspirasi dari kisah pribadi dan sekitar, lagu ini ditulis dari sudut pandang orang ketiga yang menyuarakan murka seorang penyintas kekerasan terhadap anak dengan merangkum apokalips-apokalips kecil yang terjadi dalam kesehariannya yang keras dan serba tak adil.
Tak hanya itu, trek ini mengajak pendengar masuk ke dalam lubuk hati penyintas kekerasan terhadap anak lewat liriknya yang personal. Frustrasi dan kehampaan menjadi makanan sehari-hari, meski tersisa harapan di dalam diri atas perlakuan dan kehidupan yang lebih baik:
Pada “Sudah Ku Hafal”, semua rasa sakit — fisik dan mental — yang diderita seorang penyintas seiring waktu menjelma menjadi rasa benci yang menenggelamkan diri dan menjauhkannya dari kebahagiaan.