“Sendiri” menceritakan kerinduan yang muncul karena sepinya malam bikin otak kita fokus menyelami memori-memori yang nggak bisa diulang. Sialnya, menyelam terlalu lama bisa bikin kita tenggelam. Kalau sudah tenggelam, kerinduan bisa berubah jadi penyesalan dan kita pun cuma bisa berharap sosok yang kita rindukan bisa hadir menemani di malam yang sepi.
Dalam konteks gue, malam itu kerinduan yang muncul adalah kenangan gue pada sosok mendiang kucing yang sebelas tahun gue pelihara, Voodoo namanya. Saking lamanya dipelihara, Voodoo bisa berinteraksi dengan manusia. Misalnya, kalau lapar, dia bisa buka pintu pendingin makanan untuk menarik perhatian gue. Atau kalau gue lagi jarang di rumah, waktu gue pulang, Voodoo pasti menghampiri dan menjilat-jilat tangan sampai muka gue, yang gue tangkap sebagai ekspresi kangennya.