“Empat Puluh” Album Selebrasi Dan Deklarasi Diri Seorang Rayen Pono


“Cepat ada yang dikejar, lambat ada yang dituju”. Pepatah klasik tersebut seolah-olah menjadi ikhtisar untuk album solo debut yang dirilis solois, penulis lagu, dan produser R&B dan soul Rayen Pono yang bertajuk Empat Puluh. Dirilis di bawah bendera label musik Semesta Records, album Empat Puluh menjadi satu lagi tonggak bersejarah bagi sang musisi berdarah Ambon dan Nusa Tenggara Timur yang telah berkiprah di blantika musik Indonesia selama 20 tahun.
“Tidak terasa bahwa saya sudah menggeluti dunia musik selama dua dekade lamanya – baik sebagai seorang penyanyi, songwriter, produser, dan bahkan vocal director. Saya menyadari betul bahwa tidak semua musisi memiliki keberuntungan yang sama untuk merintis karir yang berusia panjang. Dan, setelah dua dekade lamanya, akhirnya saya siap untuk memperkenalkan jati diri saya sebagai seorang solois lewat album perdana yang bertajuk Empat Puluh ini,” lugas Rayen Pono – yang pertama kali beroleh atensi penggemar musik Tanah Air di era 2000-an sebagai personil pop duo Pasto.
Meskipun demikian, album Empat Puluh menjadi lebih dari sekedar ekspresi rasa syukur Rayen Pono atas karir bermusik yang mengesankan. Dua puluh tahun berkarir di skena musik Tanah Air telah menggembleng Rayen Pono untuk mencari tahu sekaligus membentuk identitasnya sebagai seorang pekerja seni. Alhasil, terlepas dari fakta bahwa album Empat Puluh merupakan album pertama Rayen Pono sebagai solois, album tersebut sangatlah kaya akan visi dan eksplorasi.
Semakin manis lagi, album Empat Puluh ini dirilis pada tanggal 30 Januari 2023 – bertepatan dengan hari ulang tahun Rayen Pono yang ke-40.
“Album Empat Puluh ini adalah wujud selebrasi dan deklarasi diri bagi saya,” ujar Rayen Pono. “Mengapa ‘selebrasi’? Karena kelahiran album ini menandakan 40 tahun hidup saya di dunia ini dan 20 tahun karir saya di industri musik ini. Mengapa ‘deklarasi’? Karena album ini sepenuhnya menegaskan individualitas saya sebagai seorang musisi. Di album ini, saya berfokus pada jati diri saya dan tidak menghiraukan apa yang mungkin menjadi ekspektasi pasar. Lucunya, semakin saya bertambah usia, semakin saya percaya diri dengan karya seperti apa yang ingin saya suguhkan.”
Terang saja, album Empat Puluh dikemas seolah-olah menjadi katalog karya musik yang hanya bisa digubah oleh Rayen Pono seorang. Di album ini, Rayen Pono mengeksplorasi musik R&B dan soul yang menjadi kecintaannya sekaligus melirik motif genre lain seperti world music, hip hop, neo-tradition dan gospel. Originalitas pun menjadi benang merah yang menyatukan 11 lagu yang menyusun album Empat Puluh.
“Mulai Kesepian”, dentingan old-school R&B yang mungkin akan mengingatkan pendengarnya dengan era Babyface, menyuarakan hati semua orang yang masih belum menemukan belahan jiwa mereka. “Puncak Asmara”, dengan asistensi dari rapper Saykoji, adalah wujud interpretasi mahakarya Utha Likumahuwa dengan sentuhan yang lebih dewasa.
“Tetap Tinggal” membawa Rayen Pono berpadu haru dengan musik gospel yang turut membesarkannya. “Jodoh Tak Pernah Salah”, yang turut menghadirkan grup vokal Renewal, memamerkan keindahan musik acapella yang tidak ditemukan dalam koridor musik mainstream. Bagi para pendengar yang hendak mengarungi nostalgia, Rayen Pono turut memperkenalkan kembali karya klasik yang pernah membawanya ke panggung nasional: “Tanya Hati”.
“Kita Juara”, kolaborasi Rayen Pono bersama solois pendatang baru Olivia Pardede, menjadi focus track untuk perilisan album Empat Puluh ini. Duet tersebut mendapati kedua vokalis memamerkan kebolehan mereka dalam melantunkan roman R&B klasik dengan balutan kontemporer. Tidaklah mengherankan sekiranya “Kita Juara” berpotensi membangkitkan kembali minat para penggemar musik kekinian akan genre musik R&B.
“Terdapat secuil ambisi yang saya simpan di balik duet ‘Kita Juara’ ini. Saya harap semua orang di luar sana bisa melihat betapa indahnya – dan betapa menggodanya – karya musik R&B yang atraktif, namun tetaplah orisinil. Tidak semua romansa harus melulu dikemas sebagai balada pop yang menggalau,” pungkas Rayen Pono.
Yang tidak kalah penting, album Empat Puluh seyogyanya menjadi manifestasi sempurna atas visi terbesar Rayen Pono dalam bermusik: Melahirkan subgenre musik baru yang dinamakan “Nusa Hitam Soul“.
“Saya berharap album Empat Puluh ini bisa menjadi ikhtisar kecil akan betapa magisnya darah musik yang mengalir di tubuh para putra dan putri Indonesia Timur. Musik tidaklah mengenal latar belakang, asal-muasal, warna kulit, atau pun usia. Album debut saya ini menjadi bukti nyatanya,” tutup Rayen Pono.
Album Empat Puluh oleh Rayen Pono dirilis di bawah naungan label Semesta Records dan bisa didengarkan di semua digital streaming platform (DSP) pada tanggal 30 Januari 2023.