Debut Album Peraukertas Setelah 6 Tahun Berlayar “Adaptasi Atau Mati”


Disaat band rock pada umumnya mengangkat perlawanan terhadap institusi, pemerintah dan sistem, Peraukertas secara garis besar menceritakan bagaimana melawan musuh terbesar yaitu diri sendiri. Berbekal dari pengalaman yang dialami anak-anak Peraukertas dalam menemukan jati diri dan melawan diri sendiri untuk mencapai suatu tujuan hingga bercerita tentang orang tua. “Band motivasi!”, beberapa kali sautan para pendengar lagu-lagu Peraukertas yang diekspresikan melalui story instagram.
Jika era kaset ada namanya side A side B, Peraukertas membagi 4 bagian dalam album ini dengan sebutan Elemen. 6 lagu elemen api yang memiliki karakter menggebu-gebu, marah-marah, teriak-teriak, penuh emosi, distorsi gitar yang cukup kuat. 4 lagu elemen air yang ada sedikit sentuhan elektronik dalam komposisi aransemennya. 3 lagu elemen udara adalah elemen paling pop di dalam album ini karena memasukkan unsur folk dan alunan chorus yang cukup easy listening. 2 lagu terakhir yang mewakili elemen tanah dan perpaduan dari semua elemen dalam album ini.
Peraukertas tidak sendirian, mereka menggandeng Tuantigabelas, Yai Item, Hyndia, Dzee, Tj Abdillah hingga Iga Massardi untuk menemani perjalanan tiap elemen dalam album ini. Dan juga pengisi instrument tambahan di beberapa lagu dalam album ini seperti Budihendrix, Ikhsan Pradana, Bagus Pandu, Irfan Ahmad. Sosok-sosok musisi yang selama 6 tahun berlayar sudah menemani dan memiliki kisahnya tersendiri terhadap anak-anak Peraukertas.
“Adaptasi Atau Mati” menjadi pilihan untuk judul album perdana ini. Lagu Adaptasi Atau Mati ft. Tuantigabelas dirilis tahun 2020 sebagai single pada saat pandemi dan PSBB melanda. Dan lagu inilah yang menjadi penyelamat Peraukertas dalam pergerakannya saat masa-masa sulit PSBB. Bisa melakukan intimate showcase, tour 4 titik 1 hari, showcase EP, diundang beberapa event online, semua berkat jasa lagu Adaptasi Atau Mati. Saat band lain berdiam diri, Peraukertas liar menggebu-gebu melakukan cukup banyak kegiatan. Judul album diberikan sebagai rasa terimakasih anak-anak Peraukertas terhadap lagu “Adaptasi Atau Mati”. Harapannya semoga ruh dan semangat lagu ini akan terbawa dalam perilisan album.
Track ke 12 yang berjudul “Mengetuk Surga” menjadi single yang didaulat untuk mewakili perilisan debut album Peraukertas karena dirasa menjadi lagu yang paling simple dan ringan dari keseluruhan materi album. Sekaligus menjadi materi yang paling senior diantara materi lainnya, lagu ini sudah dibuat sejak 2017 dan diremake pada tahun 2022. Bercerita tentang Dimensi Hardi yang sempat bimbang memilih karir di dunia kerja formal atau lanjut berjuang di musik. Pada akhirnya dia curhat kepada Sang Pencipta agar diberikan petunjuk untuk langkah apa yang akan dia pilih. “Klo dalam Islam itu disebut solat Istikharah. Berdoa, curhat minta dikasih petunjuk. Akhirnya ada momen yang bikin gw yakin bahwa oke gw lanjut berjuang di musik, dan alhamdulillah sampai sekarang gw masih lanjut bermusik sama Peraukertas”.
Debut album Peraukertas yang berjudul “Adaptasi Atau Mati” sudah tersedia di seluruh platform musik digital. Tidak hanya merilis “Mengetuk Surga” sebagai lagu yang menjadi jagoan, Peraukertas juga langsung merilis music videonya dalam satu waktu sekaligus tanpa basa-basi. Peraukertas berharap album ini bisa menjadi salah satu alternative para pendengar musik di Indonesia yang sedang mencari album rock untuk bisa menemani keseharian dan memberikan motivasi dalam menjalani kehidupan.